Perencanaan Fasilitas
Selama beberapa tahun belakangan
ini, perencanaan fasilitas menjadi topik
yang hangat dan menjadi salah satu
bahasan di media penerbitan,
seminar-seminar maupun dalam
penelitian-penelitian. Subjek
perencanaan fasilitas sangat kompleks dan luas dan banyak digunakan oleh orang
yang bergerak/berprofesi insinyur baik
dari teknik sipil, elektro, industri
maupun mesin. Begitu juga arsitek, konsultan,
kontraktor, pengembang perumahan,
manajer, perencana perkotaan,
menjadikan perencanaan fasilitas sebagai
salah satu faktor utama dalam aktivitas
pekerjaannya.
Pengertian perencanaan fasilitas
dapat dikemukakan sebagai proses
perancangan fasilitas, perencanaan,
desain dan susunan fasilitas, peralatan
phisik dan manusia yang ditujukan untuk
meningkatkan efisiensi produksi dan
sistem pelayanan. Aplikasi perencanaan
fasilitas dapat ditemukan pada
perencanaan layout sekolah, rumah sakit,
bagian perakitan suatu pabrik, gudang,
ruang bagasi di pelabuhan udara,
kantor-kantor, toko-toko dan sebagainya.
Perencanaan fasilitas merupakan rancangan dari fasilitas-fasilitas
industri yang akan didirikan atau
dibangun. Di dunia industri, perencanaan
fasilitas dimaksudkan sebagai rencana
dalam penanganan material (material
handling) dan untuk menentukan peralatan
dalam proses produksi, juga digunakan
dalam perencanaan fasilitas secara
keseluruhan. Ada dua hal pokok dalam
perencanaan fasilitas yaitu, berkaitan
dengan perencanaan lokasi pabrik (plant
location) dan perancangan fasilitas
produksi yang meliputi perancangan
struktur pabrik, perancangan tata letak fasilitas dan perancangan sistem
penanganan material
Tata Letak
Fasilitas Berdasarkan Aliran Produksi
(Product
Layout atau Production Line Product)
Product layout dapat didefenisikan sebagai
metode atau cara pengaturan dan penempatan
semua fasilitas produksi yang diperlukan ke dalam suatu departemen tertentu
atau khusus. Suatu produk dapat dibuat/diproduksi sampai selesai di dalam
departemen tersebut. Bahan baku dipindahkan dari stasiun kerja ke stasiun kerja
lainnya di dalam departemen tersebut, dan tidak perlu dipindah-pindahkan ke
departemen yang lain.
Dalam product layout, mesin-mesin atau alat
bantu disusun menurut urutan proses dari suatu produk. Produk-produk bergerak
secara terus-menerus dalam suatu garis perakitan. Product layout akan digunakan
bila volume produksi cukup tinggi dan variasi
produk tidak banyak dan sangat sesuai untuk produksi yang kontinyu. Tujuan dari
tata letak ini adalah untuk mengurangi proses pemindahan bahan dan memudahkan pengawasan di dalam aktivitas
produksi, sehingga pada akhirnya terjadi penghematan biaya.
Keuntungan tipe product layout adalah:
1.
Layout sesuai dengan urutan operasi,
sehingga proses berbentuk garis.
2.
Pekerjaan dari satu proses secara langsung
dikerjakan pada proses berikutnya, sebagai akibat inventori barang setengah
jadi menjadi kecil.
3.
Total waktu produksi per unit menjadi
pendek.
4.
Mesin dapat ditempatkan dengan jarak yang
minimal, konsekuensi dari operasi ini adalah material handling dapat dikurangi
Sedangkan kerugian dari product layout adalah:
1.
Kerusakan dari satu mesin akan
mengakibatkan terhentinya proses produksi.
2.
Layout ditentukan oleh produk yang
diproses, perubahan desain produk memerlukan penyusunan layout ulang.
3.
Kecepatan produksi ditentukan oleh mesin
yang beroperasi paling lambat.
4.
Membutuhkan supervisi secara umum tidak
terspesifikasi.
5.
Membutuhkan investasi yang besar karena
mesin yang sejenis akan dipasang lagi kalau proses yang sejenis diperlukan.
Tata Letak
Fasilitas Berdasarkan Fungsi atau Macam Proses
(Process
Layout)
Dalam process/ functional layout semua operasi dengan
sifat yang sama dikelompokkan dalam departemen yang sama pada suatu
pabrik/industri. Mesin, peralatan yang mempunyai fungsi yang sama dikelompokkan
jadi satu, misalnya semua mesin bubut dijadikan satu departemen, mesin bor
dijadikan satu departemen dan mill dijadikan satu departemen. Dengan kata lain
material dipindah menuju deprtemen-departemen sesuai dengan urutan proses yang
dilakukan.
Kelebihan atau keuntungan menggunakan layout tipe ini
adalah:
1.
Penggunaan mesin dapat dilakukan dengan
efektif, konsekuensinya memerlukan sedikit mesin.
2.
Fleksibilitas tenaga kerja dan fasilitas
produksi besar dan sanggup berbagai macam jenis dan model produk.
3.
Investasi mesin relatif kecil karena
digunakan mesin yang umum (general purpose)
4.
Keragaman tugas membuat tenaga kerja lebih
tertarik dan tidak bosan.
5.
Adanya aktivitas supervisi yang lebih baik
dan efisien melalui spesialisasi pekerjaan, khususnya untuk pekerjaan yang
sulit dan memerlukan ketelitian yang tinggi.
6.
Mudah untuk mengatasi breakdown pada mesin,
yaitu dengan cara memindahkannya ke mesin yang lain dan tidak menimbulkan
hambatan-hambatan dalam proses produksi.
Sedangkan sisi kelemahan atau kekurangannya adalah:
1.
Aliran proses yang panjang mengakibatkan
material handling lebih mahal karena aktivitas pemindahan material. Hal ini
disebabkan karena tata letak mesin tergantung pada macam proses atau fungsi
kerjanya dan tidak tergantung pada urutan proses produksi.
2.
Total waktu produksi lebih panjang.
3.
Inventori barang setengah jadi cukup besar,
jadi menyebabkan penambahan tempat.
4.
Diperlukan keterampilan tenaga kerja yang
tinggi guna menangani berbagai macam aktivitas produksi yang memiliki variasi
besar.
5.
Kesulitan dalam menyeimbangkan tenaga kerja
dari setiap fasilitas produksi karena penempatan mesin yang terkelompok.
Tata Letak
Fasilitas Berdasarkan Kelompok Produk
(Group
Technology Layout)
Tipe tata letak ini, biasanya komponen yang tidak sama
dikelompokkan ke dalam satu kelompok berdasarkan kesamaan bentuk komponen,
mesin atau peralatan yang dipakai. Pengelompokkan bukan didasarkan pada
kesamaan penggunaan akhir. Mesin-mesin dikelompokkan dalam satu kelompok dan
ditempatkan dalam sebuah manufacturing cell.
Kelebihan tata letak berdasarkan kelompok teknologi ini
adalah:
1.
Karena group technology memanfaatkan
kesamaan komponen/produk maka dapat mengurangi pemborosan waktu dalam
perpindahan antar kegiatan yang berbeda.
2.
Penyusunan mesin didasarkan atas family
produk sehingga dapat mengurangi waktu set up, mengurangi ongkos material
handling dan mengurangi area lantai produksi.
3.
Apabila ada urutan proses yang terhenti
maka dapat dicari alternatif lain.
4.
Mudah mengidentifikasi bottlenecks dan
cepat merespon perubahan jadwal.
5.
Operator makin terlatih, cacat produk dapat
dikurangi dan dapat mengurangi bahan yang terbuang.
Seperti halnya tipe tata letak fasilitas yang lain,
tipe tata letak berdasarkan kelompok produk juga mempunyai kekurangan-kekurangan
yaitu:
1.
Utilisasi mesin yang rendah.
2.
Memungkinkan terjadinya duplikasi mesin.
Sumber : Skripsi I. MADE ARYANTHA ANTHARA ,Jurusan Teknik
Industri: Universitas Komputer Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar